Senin, 06 April 2015

Laporan Kimia Organik Karbohidrat

I.                   PENDAHULUAN

A.  Judul Laporan
Karbohidrat

B.  Tujuan Praktikum
Mengenal beberapa sifat monosakarida, disakarida, dan polisakarida
  

II.                TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen, dan oksigen . Sebagai salah satu jenis zat gizi , fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikomsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi  hasil proses oksidasi (pembakaran). Dalam ilmu gizi, secara sederhana karbohidrat dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks (Irawan, 2007).
Karbohidrat adalah salah satu dari tiga substansi penghasil energi utama yang kita konsumsi, sedangkan dua hal lain adalah lemak dan protein. Pada dasarnya, karbohidrat merupakan sebagian dari isi makanan yang kita makan. Tanpa karbohidrat, kita akan kelaparan dan mati. Pada makhluk, hampir 90% terdiri dari karbohidrat, dan di perkirakan 70-80 % dari semua kalori yang dikonsumsi manusia di seluruh dunia adalah karbohidrat ini ( Hyman, 2006).
Karbohidrat merupakan awal dari hasil fotosintesis yang dalam  proses selanjutnya menghasilkan berbagai senyawa penting dalam metabolisme dan energi. Metabolit hasil reaksi selanjutnya dari karbohidarat adalah Flavonoid, asam shikimat (asam sinamat) dan alkaloid. Beberapa zat turunan dari karbohidrat adalah asam asetat, asam glutamat dan asam askorbat atau vitamin C (Roojen,2010 ).
Terdapat dua jenis monosakarida sederhana, yaitu: senyawa polihidrosilik yang mengandung gugus fungsi karbonil : aldosa, yang mengandung gugus aldehida, dan ketosa yang mengandung gugus keton. Aldosa paling sederhana adalah gliseraldehida ( gambar 1) . Struktur kedua enamtiomer, atau bayangan cermin. Ketosa sederhana adalah dihidroksiaseton, suatu isomer struktural gliseraldehida (gambar 2).Meskipun dihidroksiaseton tidak mempunyai atom karbon kiral, ketosa sederhana secara skruktural berkaitan dengan cara menambah beberapa atom kiral terhidroksilasi di antara gugus kenton dan salah satu gugus hidroksimetil ( Kuchel dan Ralston, 2006).

            Pengelompokkan karbohidrat berdasarkan contoh dan fungsinya sebagai berikut:
1.      Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat dalam sel tubuh manusia adalah glukosa , fruktosa dan galaktosa. Glukosa dalam industri pangan lebih dikenal sebagai dekstrosa atau juga gula anggur. Di alam, glukosa banyak terkandung di dalam buah- buahan, sayuran dan juga sirup jagung. Fruktosa lebih dikenal sebagai gula buah dan merupakan gula dengan rasa yang paling manis. Di alam fruktosa banyak terkandung didalam madu ( bersama dengan glukosa), dan juga terkandung di berbagai macam buah- buahan. Sedangkan galaktosa merupakan karbohidrat hasil proses pencernaan laktosa sehingga tidak terdapat di alam secara bebas. Selain sebagai molekul tunggal, monosakarida juga akan berfungsi sebagai molekul dasar bagi pembentukan senyawa karbohidrat kompleks pati (strach ) atau selulosa (Irawan,2007).
2.      Oligosakarida
Menurut Sumardjo (2009), Oligoskarida tersusun atas sedikit (“oligos”) satuan unit monosakarida. Unit-unit penyusun oligosakarida dapat sama, tetapi dapat juga berbeda dan umumnya tersusun atas 2-6 satuan monosakarida. Oligosakarida berupa zat padat terbentuk kristal yang dapat larut dalam air. Oligosakarida yang terdapat di alam ada tiga yaitu:
a.       Disakarida
Oligosakarida yang tersusun atas dua satuan monosakarida dikenal sebagai disakarida atau biosa. Disakarida umumnya tersusun atas dua satuan heksosa sehingga sering disebut heksodisakarida. Beberapa disakarida yang tersusun atas heksiosa dan pentosa , misalnya visianosa tersusun atas glukosa dan arabinosa, apiin ayau apiosida tersusun atas glukosa dan apiosa. Apiosa merupakan contoh monosakarida yang memiliki rantai karbon bercabang.

Contoh di sakarida yang banyak terdapat di alam adalah dan telah banyak diketahui sifatnya adalah maltosa, laktosa , gentibiosa , melibiosa, dan sakarosa. Maltosa, laktosa, dan selobosa mempunyai sifat dapat mereduksi pereaksi fehling atau pereaksi benedict: dapat membentuk azsazon pada pemanasan dengan fenihidrazin; dapat mengalami hidrolisis oleh pengaruh basa dan asam dan dapat menunjukkan peristiwa mutarotasi.Maltosa itu sendiri banyak terdpat di berbagai jenis padi- padian yang sedang berkecamah sehingga maltosa sering disebut gula maltosa (malt sugar). Selobiosa dapat di peroleh sebagai hasil antara pada hidrolisis selulusa oleh pengaruh enzim selulase. Laktosa banyak terdapat pada air susu ibu dan air susu hewan mamalia. Sedangkan sukrosa banyak terdapat di tebu.

b.      Trisakarida
Struktur kimia oligosakarida ini terdiri atas tiga unit atau tiga satuan monosakarida. Trisakarida dibedakan atas trisakarida pereduksi dan trisakarida nonpreduksi. Trisakarida yang banyak diketahui sifatnya adlah rafinosa. Rafinosa banyak terdapat dalam gula tetes akar bit, jamur, dan beberapa tanaman tingkat biji. Termasuk biji kapas yang mengandung 2,5% rafinosa , yang dapat dikeluarkan dengan cara ektraksi metanol


c.       Tetrasakarida
Yang tersusun atas emapt unit monosakarida, dan pentasakarida yang tersusun atas lima unit monosakarida. Contohnya tetrasakarida adalah stakiosa dan skorodosa sedangkan contoh pentasakarida adalah vebraskosa.

3.      Polisakarida atau Poliosa
Polisakarida adalah polimer yang tersusun atas sejumlah besar monosakarida yang bertautan melalui ikatan glikosidik. Fungsi utamanya adalah sebagai komponen struktural atau sebagai bentuk penyimpanan energi (Kuchel and Ralston, 2006).
Menurut Sumardjo (2009), polisakarida juga dikenal sebagai poliosa merupakan karbohidrat majemuk yang mempunyai susunan kompleks dengan berat molekul yang besar. Makromolekul ini merupakan polimer monosakarida atau polimer turunan-turunan monosakarida. Apabila monomer polisakarida hanya terdiri atas satu jenis monosakarida, polisakarida ini disebut homopolisakarida; apabila terdiri atas lebih dari satu jenis monosakarida atau turunan monosakarida, polisakarida ini di sebut heteropolisakarida.
Polisakarida umumnya hanya terbentuk satu jenis monosakarida atau turunan monosakarida . Rantai polimer polisakarida dapat lurus atau bercabang. Rasa polisakarida tidak manis . Polisakarida tidak mereduksi pereaksi benedict atau pereaksi fehling. Dalam keadaan padat, polisakarida tidak dapat membentuk kristal. Pada pemanasan dengan fenilhidrazin, polisakarida tidak dapat meembentuk osazon. Monomer polisakarida terdapat dalam bentuk piranosa dan furanosa ( Sumardjo,2009).
Menurut Sumardjo (2009), Polisakarida dibedakan menjadi dua yaitu:
a.       Polisakarida yang tidak mengandung nitrogen
Struktur kimia homopolisakarida yang terdapat di alam tidak mengandung nitrogen. Ada rantai polimer homopolisakarida yang tak bercabang (amilosa, selulosa, inulin dan pektin), tetapi ada pula yang bercabang (amilopektin , glikogen).
·         Amilum atau Zat pati
Amilum yang ada dalam kehidupan sehari- hari disebut pati atau zat tepung, yang merupakan suatu glukosan dan cadangan persediaan makanan bagi tanaman. Polisa ini merupakan sumber kalori yang sangat penting bagi tubuh, karena sebagian besar karbohidrat dalam makanan terdapat dalam bentuk amilum. Rasa amilum tidak manis dan terbentuk pada proses asimilasi dalam tanaman.                  
·         Amilokpektin
Memiliki rantai yang bercabang dengan bobot molekul 50.000- 1.000.000. Seperti halnya amilosa, polisakarida ini merupakan polimer α-D-glukopiranosa. Ikatan glikosida pada rantai yang tidak bercabang terjadi antara atom C1 dan atom C4, sedangkan ikatan glikosida pada cabang terjadi antara atom C1 dan atom C6. Amilopektin dengan penambahan natrium memberi warna merah kotor sampai lembayung.
              
·         Glikogen atau zat pati hewan
Seperti halnya amilum, glikogen adalah suatu glukogan. Makromolekul ini merupakan karbohidrat cadagangan pada hewan sehingga disebut zat pati hewan (animal starch). Zat ini terutama terdapat di dalam hati dan otot. Glikogen juga terdapat pada tumbuh-tumbuhan tingkat rendah yang tidak berklorofil ( terutama kapang).Dalam sel tubuh, glukosa dapat di ubah menjadi glikogen dan sebaliknya glikogen diubah menjadi glukosa melalui reaksi biokimiawi yang bertahap. Perubahan glukosa menjadi glikogen disebut glikogenesis, sedangkan perubahan glikogen menjadi glukosa disebut glikolisis. Struktur glikogen hati sama dengan struktur glikogen otot, namun fungsi keduanya berbeda. Glikogen otot berperan sebagai sumber energi ,sedangkan glikogen hati berperan dalam mempertahankan kadar glukosa darah.

·         Selulosa atau polisakarida struktural
Struktur kimia selulosa berupa rantai yang tidak bercabang dan tersusun atas satuan-satuan β-D- glukopiranosa, dengan ikatan glikosida 1,2. Jadi, perbedaan struktur kimia amilosa hanya dalam konfigurasi glikosidanya. Analisis sinar-X membuktukan bahwa selulosa berupa rantai-rantai panjang yang sejajar yang terikat menjadi satu oleh ikatan hidrogen. Selulosa berupa zat padat amorf, putih, yang tidak larut dalam air dan pelrut organik umum. Pelarut baik untuk selulosa adalah pereaksi Cross (larutan zink klorida dalam asam klorida), peraksi Schweitzer (larutan amoniakal dari kupri hidroksida),yang di peroleh dari campuran natrium klorida dengan karbon tetraklorida.Selulosa tidak dapat dicerna dalam saluran cerna sebab di dalam saluran cerna, tidak ada enzim selulsase yang mengatalisis proses hidrolisis selulosa. Namun, selulosa masih emiliki manfaat dalam saluran cerna, anatar lain merangsang pengeluaran getah lambung, menyebabkan rasa kenyang dan membantu memadatkan feses. Jadi, selulosa tidak mempunyai nilai gizi sebagai bahan makanan untuk tubuh kita sebab selulosa yang dimakan tidak dapat diubah menjadi glukosa.

·         Inulin
Inulin adalah suatu froktosa atau levan. Satuan fruktosa dalam rumus bangun inulin berada dalam bentuk fruktofuranosa. Rantai inulin tidak bercabang dengan bobot molekul 5.000.inulin berupa kristal putih, sedikit larut dalam air dingin, mudah
larut dalam air panas. Inulin praktis tidak larut dalam alkohol 60%. Inulin tidak dapat di pengaruhi oleh enzim selulase dan enzim amilase. Inulin bersifat higrokopis dalam udara yang lembab. Dalam klinik, inulin di gunakan sebagai inulin clearance uji untuk menetapkan laju filtrasi glomerulus ginjal. Dalam industri, digunakan untuk bahan baku pembuatan froktosa.

b.      Polisakarida mengandung nitrogen
Kecuali kitin, polisakarida yang mengandung nitrogen dimasukkan dalam golongan polisakarida campuran (mixed polysacharide) atau heteropolisakarida. Dalam tubuh polisakarida ini berkaitan dengan protein membentuk proteloglikan.

·         Asam hiauluronat
Dalam jaringan hewan, asam ini umumnya terikat pada protein dan hanya sedikit yang terdapat dalam keadaan bebas. Heteropolisakarida ini berperan sebagai pengikat sel-sel menjadi satu didalam jaringan penghubung. Perekat antarsel ini mengisi ruangan di anatara sel pada sebagian besar jaringan. Otot, tulang rawan dan kulit juga mengandung asama hiauluronat.



·         Heparin
Heparin terikat pada protein dan ditemukan dalam hati, jaringan paru-paru , lapisan pembuluh arteri, otot dan jantung. Dalam keadaan padat berbentuk amorf, warna putih sampai abu-abu, mudah larut dalam air , tidak larut dalam alkohol,aseton, dan kloroform. Heparin bersifat asam dan tahan panas. Heparin di gunakan untuk antioagulan sebab heparin dapat mencegah pembekuan darah dengan cara menahan kerja enzim trombokinase. Daya hambatnya sanagat besar, yaitu 1 gram heparin dapat mencegah 100 ml darah atau lebih. Dalam kedokteran digunakan untuk menghambat pergumpalan darah yang diambil dengan jarum suntik.
                                                                                                   



·         Kitin
Kitin adalah homopolisakarida struktural yang rumus bangunnya mengandung nitrogen. Kulit keras pada banyak insekta dan krustea di bangun oleh 30 % polisakarida ini. Walaupun dalam jumlah kecil, kitin juga terdapat dalam jenis lumut, jamur dan bakteri.





Kitin berupa zat padat berebtuk amorf, berwarna putih dan sangat tahan terhadap pengaruh bakteri. Polisakarida ini juga sangat tahan terhadap pengaruh pelarut-pelarut organik yang umum. Kitin larut dalam asam nitrat pekat, asam klorida pekat dan asam sulfat pekat.

·         Glikosida
Glikosida adalah senyawa antara karbohidrat dan zat nonkarbohidrat. Dalam senyawa ini, karbohidratnya disebut glikon, sedangkan nonkarbohidratnya disebut anglikon. Glikosida tanaman umum terdapat pada daun, akar dan biji. Beberapa glikosida telah banyak dikenal, seperti arbutin, salisin, amigdalin, indikan, dan floridzin.

4.      Glikosida
Glikosida adalah senyawa yang menghasilkan satu atau Iebih gula (kon) diantara produk hidrolisisnya dan sisanya berupa senyawa bukan gula (aglikon). Bila gula yang terbentuk adalah glukosa maka golongan senyawa itu disebut glukosida, sedangkan bila terbentuk gula Iainnya disebut cilikosida. Di alam ada 0- glikosida, C-glikosida, N-glikosida, dan S-glikosida. Dan segi pandang biologi, glikosida berperan dalam tumbuhan terlibat dalam fungsi pengaturan-penga-turan, perlindungan, dan kesehatan, sedangkan untuk manusia ada yang digunakan dalam pengobatan (Anonym,1995).
Dalam segi pengobatan, glikosida menyumbang hampir setiap kelas pengobatan, misalnya sebagai obat jantung (kardiotonika) contohmya: glikosida digitalis, strophantus, squill, corivallaria, apocynum, dll. ; sebagai obat pencahar (laxantia), misalnya antrakinon dalam sena, aloe, kelembak, kaskara sagrada, frangula, dll.; sebagai penyedap atau lokal iritan, misalnya alilisotiosianat; seba-gai analgesika, misalnya gaulterin dan gondopuro meng-hasilkan metilsalisilat (Anonym,1995).
Menurut Ariman (2008), glikosida adalah sebagian contoh antibiotik yang terkandung dalam tumbuhan, sedangkan antimikrobia yang tersimpan didalam tubuh hewan adalah laktoferin dan lisozim. Pemrosesan makanan ternyata berimbas pada pembentukan antimikrobia, misalnya bacteriocin.

       Contoh glikosida terdapat pada tumbuhan andong (Cordyline terminalis Kunth). Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan perdu familia Liliaceae, yang secara tradisional daunnya digunakan  sebagai obat diare dan disentri. Pendekatan etnobotani ini memberikan suatu asumsi bahwa pada daun andong terdapat senyawa aktif terhadap diare dan disentri, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Dari hasil penelitian sebelumnya telah dipublikasikan senyawa saponin  yang pertama dari daun andong ( Bogoriani, 2008).
 Jenis saponin yang dikandungnya adalah saponin steroid yang merupakan senyawa mayor ditinjau dari kestabilan  busa yang terbentuk dan senyawa saponin steroid spirostananol dengan berat 7,5 mg berdasarkan data kromatogram kromatografi cair kinerja tinggi dengan struktur pada atom C25 dan C27 merupakan suatu ikatan rangkap dua (gugus elesometilin) yang mempunyai berat molekul 866 dan golongan senyawa ini mempunyai sifat toksik terhadap Larva Udang (Artenia salina Lich) yang diidentifikasikan berkorelasi positif terhadap senyawa antitumor. Saponin merupakan golongan senyawa alam yang rumit, yang mempunyai masa molekul besar, dan kegunaannya luas  ( Bogoriani,2008).
Percobaan kali ini menggunakan 5 sampel karbohidral yang berbeda , yaitu; glukosa, fruktosa, sukrosa, amltosa dan amilum. Glukosa, C6H12O6 (dekstrosa, gula anggur, gula darah), salah satu aldoheksosa yang besomeri merupakan suatu yang penting dalam alam, baik karena terdapat secara meluas maupun karena peranannya yang penting dalam proses biologis. Glukosa adalah gula yang merupakan hasil ubahan semua karbohidrat dalam tubuh, sebelum proses oksidasi. Glukosa dijumpai dalam semua buah-buahan masak, terutama melimpah dalam anggur. Reaksi kimia dan analisis menyatakan bahwa molekul gliukosa mengandung lima gugus hidroksil dan sebuah gugus aldehida yang direkatkan pada rantai enam karbon ( Keenan,dkk. 1986).

          Fruktosa, C6H12O6 ( levolusa, gula buah) salah satu ketoheksosa yang berisomer, adalah suatu gula kristal yang terdapat bersama glukosa dalam madu dan buah-buahan. Reaksi kima dan analisis menunjukkan bahwa molekul fruktosa mengandung lima gugus hidroksil dan gugus karbonil keton C2 dari rantai enam karbon ( Keenan, dkk. 1986).

            Menurut Thenawijaya (1990), sukrosa atau gula tebu adalah disakarida darin glukosa dan fruktosa. Sukrosa banyak tanaman, tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi rumus kimia sukrosa adalah C12H22O11

            Maltosa (C12H22O11) merupakan disakarida yang paling sederhana dan mengandung dua residu D-glukosa yang dihubungkan oleh satu ikatan glikosida di atom karbon 1 ( karbon anomer) dari residu glukosa kedua. Maltosa berfungsi sebagai gula pereduksi karena gula ini memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas ( Thenawijaya,1990).
                    
               Amilum ( starch) C6H12O5 merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman,terutama dalam dalam golongan umbi seperti kentang dan pada biji-bijian seperti jagung atau padi. Pati terbagi menjadi dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa (± 20%) dengan struktur makromolekul linier yang dengan iodium memberikan warna biru. Fraksi yang tidak larut disebut amilokpektin ( ± 80%) dengan struktur bercabang yang dengan iodium memberikan warna ungu sampai merah. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana hasil hidrolis dapat diuji dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna ( Yazid dan Nursanti,2006).
Percobaan uji karbohidrat dilakukan dengan enam macam uji yang berbeda yaitu , uji fehling, uji more, uji hidrolisa ,uji iod , uji luff dan uji molisch. Uji fehling merupakan uji yang dilakukan untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam sampel reaksi positif yaitu ditentukannya endapan merah bata (Winarno,1992). Pereaksi fehling terdiri atas 2 larutan, yaitu fehling A dan fehling B. Fehling A adalah CuSO4 dalam air, Fehling B adalah larutan garam K Natartat dan NaOH dalam air. Ion Cu2+ akan direduksi menjadi ion Cu yang dalam suasana basa akan diendapkan menjadi Cu2O. Larutan glukosa 1 % akan menghasilkan endapan merah bata, apabila larutan lebih encer endapan akan menajdi warna hijau kekuningan (Glivery and Goldstein, 1996).
Menurut Stryer (1996), Uji moore dilakukan untuk mengetahui adanya gugus alkali dengan reaksi pendamaran. NaOH sebagai sumber ion OH- akan berikatan dengan rantai aldehid dan membentuk aldehid dengan cabang gugus alkanol. Ketika sebuah larutan gula reduksi diberikan gugus alkali akan dipanaskan, larutan akan menjadi kuning kemerahan, lalau menajdi coklat tua, memliliki bau seperti karamel. Hal ii terjadi karena liberasi dari aldehid yang yang merupakan subsekuens yang terpolimerasi menjadi substein resin (karamel) .
Hidrolisa merupakan proses pemecahan karbohidrat kompleks menjadi sederhana. Uji ini dilanjutkan dengan uji fehling. Karbohidrat dengan berat molekul tinggi akan terhdrolisis oleh asam, menghasilkan gula yang penyusunnya sederhana. Uji ini dilakukan untuk mengubah polimermenjadi monomer-moomer. ( Handayani dkk, 2013).
Uji iod dilakukan untuk melihat adanya polisakarida ( amilum, glikogen, dan dekstrin). Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi dengan warna spesifik. Amilum (pati) dengan iodium mengahsilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna merah coklat ( Yazid and Nursanti, 2006)
Uji luff dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap endapan. Faktor utama yang mempengaruhi reaksi adalah waktu pemanasan dan kekuata reagen. Penggunaan luas dari metode ini dalam analisis gula adlah berkat kesabaran para ahli kimia yang meemeriksa sifat empiris dari reaksi dan oleh krena itu dapat menghasilkan reaksi yang reprodusibel dan akurat ( Stryer,1996).
Uji molisch dilakukan untuk membuktikan adanya karbohidrat secara kuantitatif. Karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi- metilfurfural. Peraksi molisch yang terdiri atas β-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (Yazid and Nursanti,2006).


III.             METODE

A.    Alat:
1.      Tabung reaksi
2.      Rak tabung reaksi
3.      Pro pipet
4.      Pipet ukur
5.      Pipet tetes
6.      Penjepit tabung reaksi
7.      Bunsen
8.      Vortex

B.     Bahan :
1.      Larutan sampel fruktosa, sukrosa, glukosa, amilum, maltosa
2.      Fehling A
3.      Fehling B
4.      Larutan NaOH 10%
5.      Larutan H2SO4 10%
6.      Larutan H2SO4 pekat
7.      Indikator phenolphtalein (PP)
8.      Larutan iod 0,1 N
9.      Reagen luff
10.  Reagen molisch
11.  Korek api/korek gas ( untuk menyalakan bunsen)

C.     Cara Kerja

1.      FEHLING TEST
Sebanyak 2 ml larutan sampel (fruktosa, glukosa, sukrosa, maltosa, dan amilum) diambil dan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah diletakkan dirak tabung reaksi. Fehling A dan fehling B masing-masing 2 ml ditambahkan kedalam tabung reaksi. Setelah itu, larutan NaOH 10% sebanyak 4 tetes di tambahkan kedalam tabung reaksi. Tabung reaksi tersebut di jepit dengan penjepit tabung reaksi lalu dipanaskan atas bunsen yang menyala hingga mendidih.perubahan warna yang terjadi pada larutan diamati. Reaksi positif pada fehling test adalah adanya endapan merah bata.

2.      MOORE TEST
Sebanyak 5 ml larutan sampel (fruktosa, glukosa, sukrosa, maltosa, dan amilum) diambil dan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah diletakkan dirak tabung reaksi. Larutan NaOH 10% sebanyak 5 ml ditambahkan ke dalam masing-masing sampel. Tabung reaksi tersebut di jepit dengan penjepit tabung reaksi lalu dipanaskan atas bunsen yang menyala hingga mendidih. Perubahan warna yang terjadi pada larutan diamati. Reaksi positif pada moore test adalah warna kuning tak berendapan.

3.      HIDROLISA
Sebanyak 5 ml larutan sampel (fruktosa, glukosa, sukrosa, maltosa, dan amilum) diambil dan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah diletakkan dirak tabung reaksi. Larutan H2SO4 10 %  sebanyak 1 ml ditambahkan kedalam masing-masing sampel. Tabung reaksi tersebut di jepit dengan penjepit tabung reaksi lalu dipanaskan atas bunsen yang menyala hingga mendidih. Lalu kemudian didinginkan. Setelah dingin, larutan NaOH 10 % sebanyak 2 ml dan indikator PP sebanyak 2 tetes ditambahkan kedalam masing-masing sampel. Setelah itu,lalu fehling A dan fehling B masing-masing sebanyak 2 ml ditambahkan kedalam masing-masing sampel. Tabung reaksi dipanaskan lagi.Perubahan warna yang terjadi pada larutan diamati. Reaksi positif pada hidrolisa adlah adanya endapan yang berwarna merah bata.

4.      IOD TEST
Sebanyak 5 ml larutan sampel (fruktosa, glukosa, sukrosa, maltosa, dan amilum) diambil dan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah diletakkan dirak tabung reaksi. Larutan iod sebanyak 5 tetes ditambahkan kedalam masing-masing sampel. Perubahan warna yang terjadi pada larutan diamati. Reaksi positif pada iod test adalah warna biru.

5.      LUFF TEST
Sebanyak 5 ml larutan sampel (fruktosa, glukosa, sukrosa, maltosa, dan amilum) diambil dan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah diletakkan dirak tabung reaksi. Reagen luff sebanyak 2 ml kemudian ditambahkan kedalam masing-masing sampel. Tabung reaksi kemudian dijepit dengan penjepit tabung reaksi dan dipanaskan di atas bunsen yang menyala hingga mendidih. Perubahan warna yang terjadi pada larutan diamati. Reaksi positif pada luff test adalah adanya warna merah.

6.      MOLISCH TEST
Sebanyak 5 ml larutan sampel (fruktosa, glukosa, sukrosa, maltosa, dan amilum) diambil dan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah diletakkan dirak tabung reaksi. Reagen molisch sebanyak 2 ml kemudian di tambahkan kedalam masing-masing sampel. Larutan kemudian di kocong menggunakan vortex sampai larutan homogen. Larutan H2SO4 pekat sebanyak 1 ml kedalam tabung reaksi lewat dinding tabung reaksi secara perlahan-lahan. Perubahan warna yang terjadi pada larutan diamati. Reaksi positif pada molisch test adalah terbentuknya cincin furtural berwarna ungu violet.

  
IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil
Tabel 1. Hasil Fehling Test
Sampel
Warna
Warna
Dipanaskan
+fehling A+B
+NaOH 10%
Endapan
Warna
Fruktosa
Bening
Biru tua
Biru tua
Ada
Coklat
Sukrosa
Bening
Biru tua
Biru tua
Tidak ada
Biru tua
Glukosa
Bening
Biru tua
Biru tua
Ada
Coklat
Amilum
Bening
Biru tua
Biru tua
Tidak ada
Biru tua
Maltosa
Bening
Biru tua
Biru tua
Ada
Merah bata

Tabel 2.  Hasil Moore Test
Sampel

warna
Warna
Dipanaskan
+ NaOH 10%
Endapan
Warna
Fruktosa
Bening
Bening
Tidak ada
Kuning kecoklatan
Sukrosa
Bening
Bening
Tidak ada
Bening
Glukosa
Bening
Bening
Tidak ada
Kuning kecolatan
Amilum
Bening
Bening
Tidak ada
Bening
Maltosa
Bening
Bening
Tidak ada
Kuning kecoklatan

Tabel 3. Hasil Molisch Test
Sampel

Warna
+ molisch
+ H2SO4
Warna
terbentuk
Warna
Terbentuk cincin
Fruktosa
Bening
Keruh
-
Putih keruh
-
Sukrosa
Bening
Keruh
-
Putih keruh
-
Glukosa
Bening
Keruh
-
Putih keruh
-
Amilum
Bening
Keruh
-
Putih keruh
-
Maltosa
Bening
Keruh
-
Putih keruh
-

Tabel 4. Hasil Luff Test
Sampel
Warna awal
Warna+ Luff
Warna dipanaskan
Fruktosa
Bening
Biru
Coklat
Sukrosa
Bening
Biru
Biru muda
Glukosa
Bening
Biru
Merah bata
Amilum
Bening
Biru
Biru muda
Maltosa
Bening
Biru
Merah bata



Tabel 5. Hasil Iod Test
Sampel
Warna
Awal
Akhir
Fruktosa
Jernih
Kuning keemasan
Sukrosa
Jernih
Kuning keemasan
Glukosa
Jernih
Kuning keemasan
Amilum
Jernih
Biru tua
Maltosa
Jernih
Kuning keemasan

Tabel 6. Hasil Hidrolisa
Warna sampel
Warna
Endapan
Warna endapan
Awal hidrolisa
+ Fehling A
+Fehling B
+NaOH 10%
Fruktosa
Bening
Biru muda
Biru batas merah
Bening
Ada
Merah bata
Sukrosa
Bening
Biru muda
Biru batas merah
Bening
Ada
Merah bata
Glukosa
Bening
Biru muda
Biru tua
Bening
Ada
Merah bata
Amilum
Bening
Biru muda
Biru tua
Bening
Tidak ada
Biru
Maltosa
Bening
Biru muda
Biru tua
Bening
Ada
Merah bata

B.     Pembahasan
Karbohidrat merupakan awal dari hasil fotosintesis yang dalam  proses selanjutnya menghasilkan berbagai senyawa penting dalam metabolisme dan energi. Metabolit hasil reaksi selanjutnya dari karbohidarat adalah Flavonoid, asam shikimat (asam sinamat) dan alkaloid. Beberapa zat turunan dari karbohidrat adalah asam asetat, asam glutamat dan asam askorbat atau vitamin C.
Percobaan kali ini menggunakan 5 sampel karbohidral yang berbeda , yaitu; glukosa, fruktosa, sukrosa, amltosa dan amilum. Glukosa, C6H12O6 (dekstrosa, gula anggur, gula darah), salah satu aldoheksosa yang besomeri merupakan suatu yang penting dalam alam, baik karena terdapat secara meluas maupun karena peranannya yang penting dalam proses biologis. Glukosa adalah gula yang merupakan hasil ubahan semua karbohidrat dalam tubuh, sebelum proses oksidasi. Glukosa dijumpai dalam semua buah-buahan masak, terutama melimpah dalam anggur.
Fruktosa, C6H12O6 ( levolusa, gula buah) salah satu ketoheksosa yang berisomer, adalah suatu gula kristal yang terdapat bersama glukosa dalam madu dan buah-buahan sedangkan ,sukrosa atau gula tebu adalah disakarida darin glukosa dan fruktosa. Sukrosa banyak tanaman, tetapi tidak terdapat pada hewan tingkat tinggi rumus kimia sukrosa adalah C12H22O11.
Maltosa (C12H22O11) merupakan disakarida yang paling sederhana dan mengandung dua residu D-glukosa yang dihubungkan oleh satu ikatan glikosida di atom karbon 1 ( karbon anomer) dari residu glukosa kedua. Maltosa berfungsi sebagai gula pereduksi karena gula ini memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas.
Amilum ( starch) C6H12O5 merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman,terutama dalam dalam golongan umbi seperti kentang dan pada biji-bijian seperti jagung atau padi. Pati terbagi menjadi dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa (± 20%) dengan struktur makromolekul linier yang dengan iodium memberikan warna biru. Fraksi yang tidak larut disebut amilokpektin ( ± 80%) dengan struktur bercabang yang dengan iodium memberikan warna ungu sampai merah.
Pada praktikum uji karbohidrat dilakukan berbagai macam uji, yaitu :
1.      Fehling Test
Uji fehling dilakukan dengan tujuan untuk mengidetifikasi adanya karbohidrat dalam sampel. Reaksi positif yang terjadi adalah adanya endapan merah bata pada sampel. Larutan fehling ( A dan B) terdiri dari campuran kupri sulfat, Na-K-tartarat dan Natrium Hidroksida. Penambahan larutan fehling bertujuan untuk mengadakan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi pada sampel. Penambahan NaOH 10% bertujuan untuk menetralkan zat dalam hidrolisis asam. Pemanasan bertujuan untuk memepercepat reaksi dan mereaksikan semua larutan agar terjadi reaksi perubahan yang dapat di gunakan utuk mengidentifikasi gula perduksi. 
Berdasarkan hasil percobaan, terbentuk endapan merah bata hanya pada sampel maltosa sedangkan sampel yang lain yaitu fruktosa (coklat), sukrosa(biru tua), glukosa(coklat) dan amilum (biru tua) karena keempat sampel tersebut bukan gula pereduksi.
2.      Moore Test
Uji moore dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui adanya gugus alkali dengan reaksi yang terjadi. Penambahan NaOH 10% bertujuan untuk pendamaran alkali. Pemanasan yang dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat reaksi, sehingga monosakarida dapat diuji kadarnya. Reaksi positifyang terjadi pada uji moore adalah berwarna kuning dengan tidak berendapan. Perubahan warna yang terjadi ini dikarenakan sampel memberikan reaksi positif dengan alkali kuat dan NaOH sebagai alkali yang dapat mereduksi gula. Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh hasil berwarna kuning dengan tidak memiliki endapan terdapat pada sampel Fruktosa, Glukosa, Amilum dan Maltosa. Sedangkan Sukrosa bukan gula pereduksi, karena tidak terjadi perubahan warna (bening) sehingga Sukrosa bukan gula pereduksi. 
3.      Hodrolisa
Hidrolisa dilakukan dengan tujuan untuk memecah karbohidrat kompleks menjadi sederhana. Penambahan H2SO­4 10% berfungsi sebagai destruktif dan menghidrolisis ikatan disakarida agar menjadi monosakarida ( Ikatan glikosidik). Pemanasan yang dilakukan bertujuan untuk mempercepat reaksi. Penambahan NaOH 10% bertujuan untuk menangkap senyawa yang tidak ikut bereaksi dan sebagai zat penguji gula. Indikator PP digunakan sebagi indikator. Test Fehling bertujuan untuk mengetahui apakah hidrolisis berlangsung dengan baik. Pemanasan yang di lakukan lagi adalah untuk mempercepat reaksi. Reaksi positif yang seharusnya terjadi adalah adanya endapan merah bata . berdasarka hasil percobaan yang memiliki endapan merah bata adalah Fruktosa, Sukrosa, Glukosa dan Maltosa. Sedangkan amilum memiliki endapan berwarna biru, berarti amilum buka gula pereduksi. 

4.      Iod Test
Uji iod dilakukan dengan tujuan untuk melihat adanya polisakarida (amilum, glikogen ,dan dekstrin). Penamabahan iod bertujuan untuk memberi warna khas pada sampel. Reaksi positif yang terjadi pada sampel adalah perubahan warna menjadi biru. Warna biru menunjukkan adanya amilum ( pati) dalam sampel. Reaksi yang terjadi sebagai berikut
3 I2 + 6 NaOH → 5 NaI + NaIO3 + 3 H2O
Pada percobaan ini hanya amilum yang mengalami perubahan warna menjadi biru, yang berarti mengandung polisakarida. Amilum mengandung molekul pati berbentuk spiral dan mengikat larutan iod membentuk kompleks berwarna biru.
5.      Luff Test
Uji luff dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kponsentrasi terhadap endapan. Penambahan reagen luff bertujuan sebagai penunjuk apakah larutan memiliki endapan sedikit atau tidak sama sekali. Pemanasan yang dilakukan adalah bertujuan untuk mempercepat raksi. Reaksi positif seharusnya terjadi adalah adanya endapan merah bata pada sampel. Berdasarkan hasil yang dioeroleh Fruktosa, Glukosa dan Maltosaberwarna merah . Sedangkan amilum dan sukrosa warna akhirnya berwarna biru muda. Reaksi yang terjadi pada uji ini sebagai berikut:

6.      Molisch Test
Molisch test dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui adanya karbohidrat secara kualitatif. Reagen molisch yang ditambahkan akan bereaksi dengan furfural dan mengadakan kondensasi menghasilkan cincin yang keunguan di antara lapisan karbohidrat dan asam sulfat. Larutan yang di vortex dengan tujuan agar homogen. Penambahan H2SO4 pekat dituangkan secara perlahan karena sifatnya eksotermis. Reaksi positif yang seharusnya terjadi adalah terbentuk cincin furfural berwarna ungu. Berdasarkan hasil percobaan kelima sampel yang diuji tidak ada satu pun terdapat cincin furfural, tetapi masih tetap berwarna putih keruh. Hal ini bisa saja terjadi karena kesalahan praktikan pada saat menuangkan H2SO4  kurang perlahan.
V.                KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan yang elah dilakukan dalam uji karbohidrat ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Glukosa , fruktosa , maltosa , sukrosa dan amilum mengandung karbohidrat ( bereaksi positif pada reaksi molisch)
2.      Amilum merupakan polisakarida ( bereaksi positif pada uji iod)
3.      Glukosa, fruktosa, dan maltosa merupakan gula pereduksi (bereaksi positif pada uji fehling, uji moore, dan uji luff)
4.      Sukrosa,maltosa, dan amilum merupakan karbohidrat yang terdiri dari polimer yang dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana ( bereaksi positif pada hidrolisa)


                                    DAFTAR PUSTAKA

Anonym,1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depres RI, Jakarta.
Arisman,2008. Keracunan Makanan:Buku Ajar Ilmu Gizi. Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Bogoriani,N.W.2008. Isolasi dan Identifikasi Glikosida Steroid dari Daun Andong
(Coryline terminalis kunth). Jurnal Kimia FMIPA. 2(1): 2-5
Glivery, MC. dan Goldstein. 1996. Biokimia: Suatu Pendekatan Fungsional.
Airlangga, University Press
Handayani, H., P.Siwi., dan N. Rokhati. 2013. Depolimerasi Kitosan dengan
Hidrolisa Enzimatik menggunakan Enzim β-amilase. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri.2 (4) : 55-64
Hyman, M. 2006. Ultra Metabolisme. PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta
Irawan,M.A. 2007. Aplikasi Karbohidrat. Jurnal Polton Sports Science and
Performance. 1(3):2
 Keenan, C.W., Kleinfeiter,D.C., dan Wood,J.H. 1986. Kimia Untuk Universitas
Edisi 6 jilid 2. Erlangga, Jakarta
Kuchel,P. Dan Ralston,G.B. 2006. Biochemistry:Schaum’s  Easy Outlines.
Erlangga, Jakarta
Roojen,P.V. 2010. Health Secret of Pepino. PT. Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia, Jakarta
Stryer,L. 1996. Biokimia volume 2. Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia; Buku Paduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Thenawijaya,M. 1990. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga, Jakarta
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia, Jakarta
Yazid, E. Dan Nursanti, L. 2006.  Penuntun Praktikum Biokimia Mahasiswa
Analisis. ­Penerbit Andi, Yogyakarta


1 komentar:

  1. Do you understand there is a 12 word phrase you can tell your partner... that will trigger deep emotions of love and instinctual attraction for you deep inside his heart?

    Because hidden in these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's instinct to love, admire and care for you with his entire heart...

    12 Words Who Fuel A Man's Desire Instinct

    This instinct is so built-in to a man's genetics that it will make him try harder than ever before to love and admire you.

    Matter-of-fact, fueling this dominant instinct is so binding to achieving the best possible relationship with your man that the second you send your man a "Secret Signal"...

    ...You will soon find him open his soul and heart to you in such a way he haven't experienced before and he'll perceive you as the one and only woman in the galaxy who has ever truly fascinated him.

    BalasHapus