I.
PENDAHULUAN
A. Judul
Laporan
Karbohidrat
B. Tujuan
Praktikum
Mengenal beberapa sifat monosakarida,
disakarida, dan polisakarida
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Karbohidrat
merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen, dan oksigen .
Sebagai salah satu jenis zat gizi , fungsi utama karbohidrat adalah penghasil
energi dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikomsumsi akan menghasilkan
energi sebesar 4 kkal dan energi hasil
proses oksidasi (pembakaran). Dalam ilmu gizi, secara sederhana karbohidrat
dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat
kompleks (Irawan, 2007).
Karbohidrat
adalah salah satu dari tiga substansi penghasil energi utama yang kita
konsumsi, sedangkan dua hal lain adalah lemak dan protein. Pada dasarnya,
karbohidrat merupakan sebagian dari isi makanan yang kita makan. Tanpa
karbohidrat, kita akan kelaparan dan mati. Pada makhluk, hampir 90% terdiri
dari karbohidrat, dan di perkirakan 70-80 % dari semua kalori yang dikonsumsi
manusia di seluruh dunia adalah karbohidrat ini ( Hyman, 2006).
Karbohidrat
merupakan awal dari hasil fotosintesis yang dalam proses selanjutnya menghasilkan berbagai
senyawa penting dalam metabolisme dan energi. Metabolit hasil reaksi
selanjutnya dari karbohidarat adalah Flavonoid, asam shikimat (asam sinamat)
dan alkaloid. Beberapa zat turunan dari karbohidrat adalah asam asetat, asam
glutamat dan asam askorbat atau vitamin C (Roojen,2010 ).
Terdapat
dua jenis monosakarida sederhana, yaitu: senyawa polihidrosilik yang mengandung
gugus fungsi karbonil : aldosa, yang mengandung gugus aldehida, dan ketosa yang
mengandung gugus keton. Aldosa paling sederhana adalah gliseraldehida ( gambar
1) . Struktur kedua enamtiomer, atau bayangan cermin. Ketosa sederhana adalah
dihidroksiaseton, suatu isomer struktural gliseraldehida (gambar 2).Meskipun dihidroksiaseton
tidak mempunyai atom karbon kiral, ketosa sederhana secara skruktural berkaitan
dengan cara menambah beberapa atom kiral terhidroksilasi di antara gugus kenton
dan salah satu gugus hidroksimetil ( Kuchel dan Ralston, 2006).
Pengelompokkan
karbohidrat berdasarkan contoh dan fungsinya sebagai berikut:
1.
Monosakarida
Monosakarida
merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari satu gugus cincin.
Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat dalam sel tubuh manusia adalah
glukosa , fruktosa dan galaktosa. Glukosa dalam industri pangan lebih dikenal
sebagai dekstrosa atau juga gula anggur. Di alam, glukosa banyak terkandung di
dalam buah- buahan, sayuran dan juga sirup jagung. Fruktosa lebih dikenal
sebagai gula buah dan merupakan gula dengan rasa yang paling manis. Di alam
fruktosa banyak terkandung didalam madu ( bersama dengan glukosa), dan juga
terkandung di berbagai macam buah- buahan. Sedangkan galaktosa merupakan
karbohidrat hasil proses pencernaan laktosa sehingga tidak terdapat di alam
secara bebas. Selain sebagai molekul tunggal, monosakarida juga akan berfungsi
sebagai molekul dasar bagi pembentukan senyawa karbohidrat kompleks pati
(strach ) atau selulosa (Irawan,2007).
2.
Oligosakarida
Menurut
Sumardjo (2009), Oligoskarida tersusun atas sedikit (“oligos”) satuan unit
monosakarida. Unit-unit penyusun oligosakarida dapat sama, tetapi dapat juga
berbeda dan umumnya tersusun atas 2-6 satuan monosakarida. Oligosakarida berupa
zat padat terbentuk kristal yang dapat larut dalam air. Oligosakarida yang
terdapat di alam ada tiga yaitu:
a.
Disakarida
Oligosakarida
yang tersusun atas dua satuan monosakarida dikenal sebagai disakarida atau
biosa. Disakarida umumnya tersusun atas dua satuan heksosa sehingga sering
disebut heksodisakarida. Beberapa disakarida yang tersusun atas heksiosa dan
pentosa , misalnya visianosa tersusun atas glukosa dan arabinosa, apiin ayau
apiosida tersusun atas glukosa dan apiosa. Apiosa merupakan contoh monosakarida
yang memiliki rantai karbon bercabang.
Contoh
di sakarida yang banyak terdapat di alam adalah dan telah banyak diketahui
sifatnya adalah maltosa, laktosa , gentibiosa , melibiosa, dan sakarosa.
Maltosa, laktosa, dan selobosa mempunyai sifat dapat mereduksi pereaksi fehling
atau pereaksi benedict: dapat membentuk azsazon pada pemanasan dengan
fenihidrazin; dapat mengalami hidrolisis oleh pengaruh basa dan asam dan dapat
menunjukkan peristiwa mutarotasi.Maltosa itu sendiri banyak terdpat di berbagai
jenis padi- padian yang sedang berkecamah sehingga maltosa sering disebut gula
maltosa (malt sugar). Selobiosa dapat di peroleh sebagai hasil antara pada
hidrolisis selulusa oleh pengaruh enzim selulase. Laktosa banyak terdapat pada
air susu ibu dan air susu hewan mamalia. Sedangkan sukrosa banyak terdapat di
tebu.
b.
Trisakarida
Struktur
kimia oligosakarida ini terdiri atas tiga unit atau tiga satuan monosakarida.
Trisakarida dibedakan atas trisakarida pereduksi dan trisakarida nonpreduksi.
Trisakarida yang banyak diketahui sifatnya adlah rafinosa. Rafinosa banyak
terdapat dalam gula tetes akar bit, jamur, dan beberapa tanaman tingkat biji.
Termasuk biji kapas yang mengandung 2,5% rafinosa , yang dapat dikeluarkan
dengan cara ektraksi metanol
c.
Tetrasakarida
Yang
tersusun atas emapt unit monosakarida, dan pentasakarida yang tersusun atas
lima unit monosakarida. Contohnya tetrasakarida adalah stakiosa dan skorodosa
sedangkan contoh pentasakarida adalah vebraskosa.
3.
Polisakarida atau Poliosa
Polisakarida
adalah polimer yang tersusun atas sejumlah besar monosakarida yang bertautan
melalui ikatan glikosidik. Fungsi utamanya adalah sebagai komponen struktural
atau sebagai bentuk penyimpanan energi (Kuchel and Ralston, 2006).
Menurut
Sumardjo (2009), polisakarida juga dikenal sebagai poliosa merupakan
karbohidrat majemuk yang mempunyai susunan kompleks dengan berat molekul yang
besar. Makromolekul ini merupakan polimer monosakarida atau polimer
turunan-turunan monosakarida. Apabila monomer polisakarida hanya terdiri atas
satu jenis monosakarida, polisakarida ini disebut homopolisakarida; apabila
terdiri atas lebih dari satu jenis monosakarida atau turunan monosakarida,
polisakarida ini di sebut heteropolisakarida.
Polisakarida
umumnya hanya terbentuk satu jenis monosakarida atau turunan monosakarida .
Rantai polimer polisakarida dapat lurus atau bercabang. Rasa polisakarida tidak
manis . Polisakarida tidak mereduksi pereaksi benedict atau pereaksi fehling.
Dalam keadaan padat, polisakarida tidak dapat membentuk kristal. Pada pemanasan
dengan fenilhidrazin, polisakarida tidak dapat meembentuk osazon. Monomer
polisakarida terdapat dalam bentuk piranosa dan furanosa ( Sumardjo,2009).
Menurut
Sumardjo (2009), Polisakarida dibedakan menjadi dua yaitu:
a.
Polisakarida yang tidak mengandung
nitrogen
Struktur
kimia homopolisakarida yang terdapat di alam tidak mengandung nitrogen. Ada
rantai polimer homopolisakarida yang tak bercabang (amilosa, selulosa, inulin
dan pektin), tetapi ada pula yang bercabang (amilopektin , glikogen).
·
Amilum atau Zat pati
Amilum yang ada dalam kehidupan sehari-
hari disebut pati atau zat tepung, yang merupakan suatu glukosan dan cadangan
persediaan makanan bagi tanaman. Polisa ini merupakan sumber kalori yang sangat
penting bagi tubuh, karena sebagian besar karbohidrat dalam makanan terdapat
dalam bentuk amilum. Rasa amilum tidak manis dan terbentuk pada proses
asimilasi dalam tanaman.
·
Amilokpektin
Memiliki rantai yang bercabang dengan
bobot molekul 50.000- 1.000.000. Seperti halnya amilosa, polisakarida ini
merupakan polimer α-D-glukopiranosa. Ikatan glikosida pada rantai yang tidak
bercabang terjadi antara atom C1 dan atom C4, sedangkan ikatan glikosida pada
cabang terjadi antara atom C1 dan atom C6. Amilopektin dengan penambahan
natrium memberi warna merah kotor sampai lembayung.
·
Glikogen atau zat pati hewan
Seperti halnya amilum, glikogen adalah
suatu glukogan. Makromolekul ini merupakan karbohidrat cadagangan pada hewan
sehingga disebut zat pati hewan (animal starch). Zat ini terutama terdapat di
dalam hati dan otot. Glikogen juga terdapat pada tumbuh-tumbuhan tingkat rendah
yang tidak berklorofil ( terutama kapang).Dalam sel tubuh, glukosa dapat di ubah
menjadi glikogen dan sebaliknya glikogen diubah menjadi glukosa melalui reaksi
biokimiawi yang bertahap. Perubahan glukosa menjadi glikogen disebut
glikogenesis, sedangkan perubahan glikogen menjadi glukosa disebut glikolisis.
Struktur glikogen hati sama dengan struktur glikogen otot, namun fungsi
keduanya berbeda. Glikogen otot berperan sebagai sumber energi ,sedangkan
glikogen hati berperan dalam mempertahankan kadar glukosa darah.
·
Selulosa atau polisakarida struktural
Struktur kimia selulosa berupa rantai
yang tidak bercabang dan tersusun atas satuan-satuan β-D- glukopiranosa, dengan
ikatan glikosida 1,2. Jadi, perbedaan struktur kimia amilosa hanya dalam
konfigurasi glikosidanya. Analisis sinar-X membuktukan bahwa selulosa berupa
rantai-rantai panjang yang sejajar yang terikat menjadi satu oleh ikatan
hidrogen. Selulosa berupa zat padat amorf, putih, yang tidak larut dalam air
dan pelrut organik umum. Pelarut baik untuk selulosa adalah pereaksi Cross
(larutan zink klorida dalam asam klorida), peraksi Schweitzer (larutan amoniakal
dari kupri hidroksida),yang di peroleh dari campuran natrium klorida dengan
karbon tetraklorida.Selulosa tidak dapat dicerna dalam
saluran cerna sebab di dalam saluran cerna, tidak ada enzim selulsase yang
mengatalisis proses hidrolisis selulosa. Namun, selulosa masih emiliki manfaat
dalam saluran cerna, anatar lain merangsang pengeluaran getah lambung,
menyebabkan rasa kenyang dan membantu memadatkan feses. Jadi, selulosa tidak
mempunyai nilai gizi sebagai bahan makanan untuk tubuh kita sebab selulosa yang
dimakan tidak dapat diubah menjadi glukosa.
·
Inulin
Inulin adalah suatu froktosa atau levan.
Satuan fruktosa dalam rumus bangun inulin berada dalam bentuk fruktofuranosa.
Rantai inulin tidak bercabang dengan bobot molekul 5.000.inulin berupa kristal putih, sedikit
larut dalam air dingin, mudah
larut dalam air panas. Inulin praktis
tidak larut dalam alkohol 60%. Inulin tidak dapat di pengaruhi oleh enzim
selulase dan enzim amilase. Inulin bersifat higrokopis dalam udara yang lembab.
Dalam klinik, inulin di gunakan sebagai inulin clearance uji untuk menetapkan
laju filtrasi glomerulus ginjal. Dalam industri, digunakan untuk bahan baku
pembuatan froktosa.
b.
Polisakarida mengandung nitrogen
Kecuali
kitin, polisakarida yang mengandung nitrogen dimasukkan dalam golongan
polisakarida campuran (mixed polysacharide) atau heteropolisakarida. Dalam
tubuh polisakarida ini berkaitan dengan protein membentuk proteloglikan.
·
Asam hiauluronat
Dalam jaringan hewan, asam ini umumnya
terikat pada protein dan hanya sedikit yang terdapat dalam keadaan bebas.
Heteropolisakarida ini berperan sebagai pengikat sel-sel menjadi satu didalam
jaringan penghubung. Perekat antarsel ini mengisi ruangan di anatara sel pada
sebagian besar jaringan. Otot, tulang rawan dan kulit juga mengandung asama
hiauluronat.
·
Heparin
Heparin terikat pada protein dan
ditemukan dalam hati, jaringan paru-paru , lapisan pembuluh arteri, otot dan
jantung. Dalam keadaan padat berbentuk amorf, warna putih sampai abu-abu, mudah
larut dalam air , tidak larut dalam alkohol,aseton, dan kloroform. Heparin
bersifat asam dan tahan panas. Heparin di gunakan untuk antioagulan sebab heparin
dapat mencegah pembekuan darah dengan cara menahan kerja enzim trombokinase.
Daya hambatnya sanagat besar, yaitu 1 gram heparin dapat mencegah 100 ml darah
atau lebih. Dalam kedokteran digunakan untuk menghambat pergumpalan darah yang
diambil dengan jarum suntik.
·
Kitin
Kitin adalah homopolisakarida struktural
yang rumus bangunnya mengandung nitrogen. Kulit keras pada banyak insekta dan
krustea di bangun oleh 30 % polisakarida ini. Walaupun dalam jumlah kecil,
kitin juga terdapat dalam jenis lumut, jamur dan bakteri.
Kitin berupa zat padat berebtuk amorf,
berwarna putih dan sangat tahan terhadap pengaruh bakteri. Polisakarida ini
juga sangat tahan terhadap pengaruh pelarut-pelarut organik yang umum. Kitin
larut dalam asam nitrat pekat, asam klorida pekat dan asam sulfat pekat.
·
Glikosida
Glikosida adalah senyawa antara
karbohidrat dan zat nonkarbohidrat. Dalam senyawa ini, karbohidratnya disebut
glikon, sedangkan nonkarbohidratnya disebut anglikon. Glikosida tanaman umum
terdapat pada daun, akar dan biji. Beberapa glikosida telah banyak dikenal,
seperti arbutin, salisin, amigdalin, indikan, dan floridzin.
4.
Glikosida
Glikosida
adalah senyawa yang menghasilkan satu atau Iebih gula (kon) diantara produk
hidrolisisnya dan sisanya berupa senyawa bukan gula (aglikon). Bila gula yang
terbentuk adalah glukosa maka golongan senyawa itu disebut glukosida, sedangkan
bila terbentuk gula Iainnya disebut cilikosida. Di alam ada 0- glikosida,
C-glikosida, N-glikosida, dan S-glikosida. Dan segi pandang biologi, glikosida
berperan dalam tumbuhan terlibat dalam fungsi pengaturan-penga-turan,
perlindungan, dan kesehatan, sedangkan untuk manusia ada yang digunakan dalam
pengobatan (Anonym,1995).
Dalam
segi pengobatan, glikosida menyumbang hampir setiap kelas pengobatan, misalnya
sebagai obat jantung (kardiotonika) contohmya: glikosida digitalis,
strophantus, squill, corivallaria, apocynum, dll. ; sebagai obat pencahar
(laxantia), misalnya antrakinon dalam sena, aloe, kelembak, kaskara sagrada,
frangula, dll.; sebagai penyedap atau lokal iritan, misalnya alilisotiosianat;
seba-gai analgesika, misalnya gaulterin dan gondopuro meng-hasilkan
metilsalisilat (Anonym,1995).
Menurut
Ariman (2008), glikosida adalah sebagian contoh antibiotik yang terkandung
dalam tumbuhan, sedangkan antimikrobia yang tersimpan didalam tubuh hewan
adalah laktoferin dan lisozim. Pemrosesan makanan ternyata berimbas pada
pembentukan antimikrobia, misalnya bacteriocin.
Contoh glikosida terdapat pada tumbuhan
andong (Cordyline terminalis Kunth). Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan
perdu familia Liliaceae, yang secara tradisional daunnya digunakan sebagai obat diare dan disentri. Pendekatan
etnobotani ini memberikan suatu asumsi bahwa pada daun andong terdapat senyawa
aktif terhadap diare dan disentri, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut. Dari hasil penelitian sebelumnya telah dipublikasikan senyawa saponin yang pertama dari daun andong ( Bogoriani,
2008).
Jenis saponin yang dikandungnya adalah saponin
steroid yang merupakan senyawa mayor ditinjau dari kestabilan busa yang terbentuk dan senyawa saponin
steroid spirostananol dengan berat 7,5 mg berdasarkan data kromatogram
kromatografi cair kinerja tinggi dengan struktur pada atom C25 dan C27 merupakan
suatu ikatan rangkap dua (gugus elesometilin) yang mempunyai berat molekul 866
dan golongan senyawa ini mempunyai sifat toksik terhadap Larva Udang (Artenia
salina Lich) yang diidentifikasikan berkorelasi positif terhadap senyawa
antitumor. Saponin merupakan golongan senyawa alam yang rumit, yang mempunyai
masa molekul besar, dan kegunaannya luas ( Bogoriani,2008).
Percobaan
kali ini menggunakan 5 sampel karbohidral yang berbeda , yaitu; glukosa,
fruktosa, sukrosa, amltosa dan amilum. Glukosa, C6H12O6
(dekstrosa, gula anggur, gula darah), salah satu aldoheksosa yang besomeri
merupakan suatu yang penting dalam alam, baik karena terdapat secara meluas
maupun karena peranannya yang penting dalam proses biologis. Glukosa adalah
gula yang merupakan hasil ubahan semua karbohidrat dalam tubuh, sebelum proses
oksidasi. Glukosa dijumpai dalam semua buah-buahan masak, terutama melimpah
dalam anggur. Reaksi kimia dan analisis menyatakan bahwa molekul gliukosa
mengandung lima gugus hidroksil dan sebuah gugus aldehida yang direkatkan pada
rantai enam karbon ( Keenan,dkk. 1986).
Fruktosa, C6H12O6
( levolusa, gula buah) salah satu ketoheksosa yang berisomer, adalah
suatu gula kristal yang terdapat bersama glukosa dalam madu dan buah-buahan.
Reaksi kima dan analisis menunjukkan bahwa molekul fruktosa mengandung lima
gugus hidroksil dan gugus karbonil keton C2 dari rantai enam karbon ( Keenan,
dkk. 1986).
Menurut Thenawijaya (1990), sukrosa atau gula tebu adalah
disakarida darin glukosa dan fruktosa. Sukrosa banyak tanaman, tetapi tidak
terdapat pada hewan tingkat tinggi rumus kimia sukrosa adalah C12H22O11
Maltosa (C12H22O11)
merupakan disakarida yang paling sederhana dan mengandung dua residu D-glukosa
yang dihubungkan oleh satu ikatan glikosida di atom karbon 1 ( karbon anomer)
dari residu glukosa kedua. Maltosa berfungsi sebagai gula pereduksi karena gula
ini memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas ( Thenawijaya,1990).
Amilum ( starch) C6H12O5 merupakan
polisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman,terutama dalam dalam
golongan umbi seperti kentang dan pada biji-bijian seperti jagung atau padi.
Pati terbagi menjadi dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi
terlarut disebut amilosa (± 20%) dengan struktur makromolekul linier yang dengan
iodium memberikan warna biru. Fraksi yang tidak larut disebut amilokpektin ( ±
80%) dengan struktur bercabang yang dengan iodium memberikan warna ungu sampai
merah. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolis menjadi
senyawa-senyawa yang lebih sederhana hasil hidrolis dapat diuji dengan iodium dan
menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna ( Yazid dan Nursanti,2006).
Percobaan
uji karbohidrat dilakukan dengan enam macam uji yang berbeda yaitu , uji
fehling, uji more, uji hidrolisa ,uji iod , uji luff dan uji molisch. Uji
fehling merupakan uji yang dilakukan untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat
dalam sampel reaksi positif yaitu ditentukannya endapan merah bata
(Winarno,1992). Pereaksi fehling terdiri atas 2 larutan, yaitu fehling A dan
fehling B. Fehling A adalah CuSO4 dalam air, Fehling B adalah
larutan garam K Natartat dan NaOH dalam air. Ion Cu2+ akan direduksi
menjadi ion Cu + yang dalam
suasana basa akan diendapkan menjadi Cu2O. Larutan glukosa 1 % akan
menghasilkan endapan merah bata, apabila larutan lebih encer endapan akan
menajdi warna hijau kekuningan (Glivery and Goldstein, 1996).
Menurut
Stryer (1996), Uji moore dilakukan untuk mengetahui adanya gugus alkali dengan
reaksi pendamaran. NaOH sebagai sumber ion OH- akan berikatan dengan
rantai aldehid dan membentuk aldehid dengan cabang gugus alkanol. Ketika sebuah
larutan gula reduksi diberikan gugus alkali akan dipanaskan, larutan akan
menjadi kuning kemerahan, lalau menajdi coklat tua, memliliki bau seperti
karamel. Hal ii terjadi karena liberasi dari aldehid yang yang merupakan
subsekuens yang terpolimerasi menjadi substein resin (karamel) .
Hidrolisa
merupakan proses pemecahan karbohidrat kompleks menjadi sederhana. Uji ini
dilanjutkan dengan uji fehling. Karbohidrat dengan berat molekul tinggi akan
terhdrolisis oleh asam, menghasilkan gula yang penyusunnya sederhana. Uji ini
dilakukan untuk mengubah polimermenjadi monomer-moomer. ( Handayani dkk, 2013).
Uji
iod dilakukan untuk melihat adanya polisakarida ( amilum, glikogen, dan dekstrin).
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi dengan
warna spesifik. Amilum (pati) dengan iodium mengahsilkan warna biru, dekstrin
menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati yang
terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna merah coklat ( Yazid and
Nursanti, 2006)
Uji
luff dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap endapan. Faktor
utama yang mempengaruhi reaksi adalah waktu pemanasan dan kekuata reagen.
Penggunaan luas dari metode ini dalam analisis gula adlah berkat kesabaran para
ahli kimia yang meemeriksa sifat empiris dari reaksi dan oleh krena itu dapat
menghasilkan reaksi yang reprodusibel dan akurat ( Stryer,1996).
Uji
molisch dilakukan untuk membuktikan adanya karbohidrat secara kuantitatif.
Karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida.
Dehidrasi monosakarida jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural
dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi- metilfurfural. Peraksi molisch yang
terdiri atas β-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk
senyawa kompleks berwarna ungu (Yazid and Nursanti,2006).
III.
METODE
A.
Alat:
1. Tabung
reaksi
2. Rak
tabung reaksi
3. Pro
pipet
4. Pipet
ukur
5. Pipet
tetes
6. Penjepit
tabung reaksi
7. Bunsen
8. Vortex
B.
Bahan :
1. Larutan
sampel fruktosa, sukrosa, glukosa, amilum, maltosa
2. Fehling
A
3. Fehling
B
4. Larutan
NaOH 10%
5. Larutan
H2SO4 10%
6. Larutan
H2SO4 pekat
7. Indikator
phenolphtalein (PP)
8. Larutan
iod 0,1 N
9. Reagen
luff
10. Reagen
molisch
11. Korek
api/korek gas ( untuk menyalakan bunsen)
C.
Cara Kerja
1. FEHLING
TEST
Sebanyak 2 ml larutan sampel (fruktosa,
glukosa, sukrosa, maltosa, dan amilum) diambil dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi yang telah diletakkan dirak tabung reaksi. Fehling A dan fehling B
masing-masing 2 ml ditambahkan kedalam tabung reaksi. Setelah itu, larutan NaOH
10% sebanyak 4 tetes di tambahkan kedalam tabung reaksi. Tabung reaksi tersebut
di jepit dengan penjepit tabung reaksi lalu dipanaskan atas bunsen yang menyala
hingga mendidih.perubahan warna yang terjadi pada larutan diamati. Reaksi
positif pada fehling test adalah adanya endapan merah bata.
2. MOORE
TEST
Sebanyak 5 ml larutan sampel (fruktosa,
glukosa, sukrosa, maltosa, dan amilum) diambil dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi yang telah diletakkan dirak tabung reaksi. Larutan NaOH 10% sebanyak 5
ml ditambahkan ke dalam masing-masing sampel. Tabung reaksi tersebut di jepit
dengan penjepit tabung reaksi lalu dipanaskan atas bunsen yang menyala hingga
mendidih. Perubahan warna yang terjadi pada larutan diamati. Reaksi positif pada
moore test adalah warna kuning tak berendapan.
3. HIDROLISA
Sebanyak 5 ml larutan sampel (fruktosa,
glukosa, sukrosa, maltosa, dan amilum) diambil dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi yang telah diletakkan dirak tabung reaksi. Larutan H2SO4
10 % sebanyak 1 ml ditambahkan kedalam
masing-masing sampel. Tabung reaksi tersebut di jepit dengan penjepit tabung
reaksi lalu dipanaskan atas bunsen yang menyala hingga mendidih. Lalu kemudian
didinginkan. Setelah dingin, larutan NaOH 10 % sebanyak 2 ml dan indikator PP
sebanyak 2 tetes ditambahkan kedalam masing-masing sampel. Setelah itu,lalu fehling
A dan fehling B masing-masing sebanyak 2 ml ditambahkan kedalam masing-masing
sampel. Tabung reaksi dipanaskan lagi.Perubahan warna yang terjadi pada larutan
diamati. Reaksi positif pada hidrolisa adlah adanya endapan yang berwarna merah
bata.
4. IOD
TEST
Sebanyak 5 ml larutan sampel (fruktosa,
glukosa, sukrosa, maltosa, dan amilum) diambil dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi yang telah diletakkan dirak tabung reaksi. Larutan iod sebanyak 5 tetes
ditambahkan kedalam masing-masing sampel. Perubahan warna yang terjadi pada
larutan diamati. Reaksi positif pada iod test adalah warna biru.
5. LUFF
TEST
Sebanyak 5 ml larutan sampel (fruktosa,
glukosa, sukrosa, maltosa, dan amilum) diambil dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi yang telah diletakkan dirak tabung reaksi. Reagen luff sebanyak 2 ml
kemudian ditambahkan kedalam masing-masing sampel. Tabung reaksi kemudian dijepit
dengan penjepit tabung reaksi dan dipanaskan di atas bunsen yang menyala hingga
mendidih. Perubahan warna yang terjadi pada larutan diamati. Reaksi positif
pada luff test adalah adanya warna merah.
6. MOLISCH
TEST
Sebanyak 5 ml larutan sampel (fruktosa,
glukosa, sukrosa, maltosa, dan amilum) diambil dan dimasukkan kedalam tabung
reaksi yang telah diletakkan dirak tabung reaksi. Reagen molisch sebanyak 2 ml
kemudian di tambahkan kedalam masing-masing sampel. Larutan kemudian di kocong
menggunakan vortex sampai larutan homogen. Larutan H2SO4
pekat sebanyak 1 ml kedalam tabung reaksi lewat dinding tabung reaksi secara
perlahan-lahan. Perubahan warna yang terjadi pada larutan diamati. Reaksi
positif pada molisch test adalah terbentuknya cincin furtural berwarna ungu violet.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Tabel
1. Hasil Fehling Test
Sampel
|
Warna
|
Warna
|
Dipanaskan
|
||
+fehling A+B
|
+NaOH 10%
|
Endapan
|
Warna
|
||
Fruktosa
|
Bening
|
Biru tua
|
Biru tua
|
Ada
|
Coklat
|
Sukrosa
|
Bening
|
Biru tua
|
Biru tua
|
Tidak ada
|
Biru tua
|
Glukosa
|
Bening
|
Biru tua
|
Biru tua
|
Ada
|
Coklat
|
Amilum
|
Bening
|
Biru tua
|
Biru tua
|
Tidak ada
|
Biru tua
|
Maltosa
|
Bening
|
Biru tua
|
Biru tua
|
Ada
|
Merah bata
|
Tabel
2. Hasil Moore Test
Sampel
|
warna
|
Warna
|
Dipanaskan
|
|
+ NaOH 10%
|
Endapan
|
Warna
|
||
Fruktosa
|
Bening
|
Bening
|
Tidak ada
|
Kuning
kecoklatan
|
Sukrosa
|
Bening
|
Bening
|
Tidak ada
|
Bening
|
Glukosa
|
Bening
|
Bening
|
Tidak ada
|
Kuning
kecolatan
|
Amilum
|
Bening
|
Bening
|
Tidak ada
|
Bening
|
Maltosa
|
Bening
|
Bening
|
Tidak ada
|
Kuning
kecoklatan
|
Tabel 3. Hasil Molisch Test
Sampel
|
Warna
|
+ molisch
|
+ H2SO4
|
||
Warna
|
terbentuk
|
Warna
|
Terbentuk
cincin
|
||
Fruktosa
|
Bening
|
Keruh
|
-
|
Putih keruh
|
-
|
Sukrosa
|
Bening
|
Keruh
|
-
|
Putih keruh
|
-
|
Glukosa
|
Bening
|
Keruh
|
-
|
Putih keruh
|
-
|
Amilum
|
Bening
|
Keruh
|
-
|
Putih keruh
|
-
|
Maltosa
|
Bening
|
Keruh
|
-
|
Putih keruh
|
-
|
Tabel 4. Hasil Luff Test
Sampel
|
Warna awal
|
Warna+ Luff
|
Warna
dipanaskan
|
Fruktosa
|
Bening
|
Biru
|
Coklat
|
Sukrosa
|
Bening
|
Biru
|
Biru muda
|
Glukosa
|
Bening
|
Biru
|
Merah bata
|
Amilum
|
Bening
|
Biru
|
Biru muda
|
Maltosa
|
Bening
|
Biru
|
Merah bata
|
Tabel 5. Hasil Iod Test
Sampel
|
Warna
|
|
Awal
|
Akhir
|
|
Fruktosa
|
Jernih
|
Kuning
keemasan
|
Sukrosa
|
Jernih
|
Kuning
keemasan
|
Glukosa
|
Jernih
|
Kuning
keemasan
|
Amilum
|
Jernih
|
Biru tua
|
Maltosa
|
Jernih
|
Kuning
keemasan
|
Tabel 6. Hasil Hidrolisa
Warna sampel
|
Warna
|
Endapan
|
Warna endapan
|
|||
Awal hidrolisa
|
+ Fehling A
|
+Fehling B
|
+NaOH
10%
|
|||
Fruktosa
|
Bening
|
Biru muda
|
Biru batas
merah
|
Bening
|
Ada
|
Merah bata
|
Sukrosa
|
Bening
|
Biru muda
|
Biru batas
merah
|
Bening
|
Ada
|
Merah bata
|
Glukosa
|
Bening
|
Biru muda
|
Biru tua
|
Bening
|
Ada
|
Merah bata
|
Amilum
|
Bening
|
Biru muda
|
Biru tua
|
Bening
|
Tidak ada
|
Biru
|
Maltosa
|
Bening
|
Biru muda
|
Biru tua
|
Bening
|
Ada
|
Merah bata
|
B.
Pembahasan
Karbohidrat
merupakan awal dari hasil fotosintesis yang dalam proses selanjutnya menghasilkan berbagai
senyawa penting dalam metabolisme dan energi. Metabolit hasil reaksi
selanjutnya dari karbohidarat adalah Flavonoid, asam shikimat (asam sinamat)
dan alkaloid. Beberapa zat turunan dari karbohidrat adalah asam asetat, asam
glutamat dan asam askorbat atau vitamin C.
Percobaan
kali ini menggunakan 5 sampel karbohidral yang berbeda , yaitu; glukosa,
fruktosa, sukrosa, amltosa dan amilum. Glukosa, C6H12O6
(dekstrosa, gula anggur, gula darah), salah satu aldoheksosa yang besomeri
merupakan suatu yang penting dalam alam, baik karena terdapat secara meluas
maupun karena peranannya yang penting dalam proses biologis. Glukosa adalah
gula yang merupakan hasil ubahan semua karbohidrat dalam tubuh, sebelum proses
oksidasi. Glukosa dijumpai dalam semua buah-buahan masak, terutama melimpah
dalam anggur.
Fruktosa,
C6H12O6 ( levolusa, gula buah) salah satu
ketoheksosa yang berisomer, adalah suatu gula kristal yang terdapat bersama
glukosa dalam madu dan buah-buahan sedangkan ,sukrosa atau gula tebu adalah
disakarida darin glukosa dan fruktosa. Sukrosa banyak tanaman, tetapi tidak
terdapat pada hewan tingkat tinggi rumus kimia sukrosa adalah C12H22O11.
Maltosa
(C12H22O11) merupakan disakarida yang paling
sederhana dan mengandung dua residu D-glukosa yang dihubungkan oleh satu ikatan
glikosida di atom karbon 1 ( karbon anomer) dari residu glukosa kedua. Maltosa
berfungsi sebagai gula pereduksi karena gula ini memiliki gugus karbonil yang
berpotensi bebas.
Amilum
( starch) C6H12O5 merupakan polisakarida yang
terdapat pada sebagian besar tanaman,terutama dalam dalam golongan umbi seperti
kentang dan pada biji-bijian seperti jagung atau padi. Pati terbagi menjadi dua
fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa
(± 20%) dengan struktur makromolekul linier yang dengan iodium memberikan warna
biru. Fraksi yang tidak larut disebut amilokpektin ( ± 80%) dengan struktur
bercabang yang dengan iodium memberikan warna ungu sampai merah.
Pada
praktikum uji karbohidrat dilakukan berbagai macam uji, yaitu :
1. Fehling
Test
Uji
fehling dilakukan dengan tujuan untuk mengidetifikasi adanya karbohidrat dalam
sampel. Reaksi positif yang terjadi adalah adanya endapan merah bata pada
sampel. Larutan fehling ( A dan B) terdiri dari campuran kupri sulfat,
Na-K-tartarat dan Natrium Hidroksida. Penambahan larutan fehling bertujuan
untuk mengadakan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi pada sampel. Penambahan
NaOH 10% bertujuan untuk menetralkan zat dalam hidrolisis asam. Pemanasan
bertujuan untuk memepercepat reaksi dan mereaksikan semua larutan agar terjadi
reaksi perubahan yang dapat di gunakan utuk mengidentifikasi gula perduksi.
Berdasarkan
hasil percobaan, terbentuk endapan merah bata hanya pada sampel maltosa
sedangkan sampel yang lain yaitu fruktosa (coklat), sukrosa(biru tua),
glukosa(coklat) dan amilum (biru tua) karena keempat sampel tersebut bukan gula
pereduksi.
2. Moore
Test
Uji
moore dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui adanya gugus alkali dengan
reaksi yang terjadi. Penambahan NaOH 10% bertujuan untuk pendamaran alkali.
Pemanasan yang dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat reaksi, sehingga
monosakarida dapat diuji kadarnya. Reaksi positifyang terjadi pada uji moore
adalah berwarna kuning dengan tidak berendapan. Perubahan warna yang terjadi
ini dikarenakan sampel memberikan reaksi positif dengan alkali kuat dan NaOH
sebagai alkali yang dapat mereduksi gula. Berdasarkan percobaan yang dilakukan
diperoleh hasil berwarna kuning dengan tidak memiliki endapan terdapat pada
sampel Fruktosa, Glukosa, Amilum dan Maltosa. Sedangkan Sukrosa bukan gula
pereduksi, karena tidak terjadi perubahan warna (bening) sehingga Sukrosa bukan
gula pereduksi.
3. Hodrolisa
Hidrolisa
dilakukan dengan tujuan untuk memecah karbohidrat kompleks menjadi sederhana.
Penambahan H2SO4 10% berfungsi sebagai destruktif dan
menghidrolisis ikatan disakarida agar menjadi monosakarida ( Ikatan
glikosidik). Pemanasan yang dilakukan bertujuan untuk mempercepat reaksi. Penambahan
NaOH 10% bertujuan untuk menangkap senyawa yang tidak ikut bereaksi dan sebagai
zat penguji gula. Indikator PP digunakan sebagi indikator. Test Fehling
bertujuan untuk mengetahui apakah hidrolisis berlangsung dengan baik. Pemanasan
yang di lakukan lagi adalah untuk mempercepat reaksi. Reaksi positif yang
seharusnya terjadi adalah adanya endapan merah bata . berdasarka hasil
percobaan yang memiliki endapan merah bata adalah Fruktosa, Sukrosa, Glukosa
dan Maltosa. Sedangkan amilum memiliki endapan berwarna biru, berarti amilum
buka gula pereduksi.
4. Iod
Test
Uji
iod dilakukan dengan tujuan untuk melihat adanya polisakarida (amilum, glikogen
,dan dekstrin). Penamabahan iod bertujuan untuk memberi warna khas pada sampel.
Reaksi positif yang terjadi pada sampel adalah perubahan warna menjadi biru.
Warna biru menunjukkan adanya amilum ( pati) dalam sampel. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut
3 I2 + 6 NaOH → 5 NaI + NaIO3
+ 3 H2O
Pada percobaan ini
hanya amilum yang mengalami perubahan warna menjadi biru, yang berarti
mengandung polisakarida. Amilum mengandung molekul pati berbentuk spiral dan
mengikat larutan iod membentuk kompleks berwarna biru.
5. Luff
Test
Uji luff dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kponsentrasi terhadap endapan.
Penambahan reagen luff bertujuan sebagai penunjuk apakah larutan memiliki
endapan sedikit atau tidak sama sekali. Pemanasan yang dilakukan adalah
bertujuan untuk mempercepat raksi. Reaksi positif seharusnya terjadi adalah
adanya endapan merah bata pada sampel. Berdasarkan hasil yang dioeroleh
Fruktosa, Glukosa dan Maltosaberwarna merah . Sedangkan amilum dan sukrosa
warna akhirnya berwarna biru muda. Reaksi yang terjadi pada uji ini sebagai
berikut:
6. Molisch
Test
Molisch test dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui adanya karbohidrat secara kualitatif. Reagen
molisch yang ditambahkan akan bereaksi dengan furfural dan mengadakan
kondensasi menghasilkan cincin yang keunguan di antara lapisan karbohidrat dan
asam sulfat. Larutan yang di vortex dengan tujuan agar homogen. Penambahan H2SO4
pekat dituangkan secara perlahan karena sifatnya eksotermis. Reaksi positif
yang seharusnya terjadi adalah terbentuk cincin furfural berwarna ungu.
Berdasarkan hasil percobaan kelima sampel yang diuji tidak ada satu pun
terdapat cincin furfural, tetapi masih tetap berwarna putih keruh. Hal ini bisa
saja terjadi karena kesalahan praktikan pada saat menuangkan H2SO4
kurang perlahan.
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil percobaan yang elah dilakukan dalam uji karbohidrat ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Glukosa
, fruktosa , maltosa , sukrosa dan amilum mengandung karbohidrat ( bereaksi
positif pada reaksi molisch)
2. Amilum
merupakan polisakarida ( bereaksi positif pada uji iod)
3. Glukosa,
fruktosa, dan maltosa merupakan gula pereduksi (bereaksi positif pada uji
fehling, uji moore, dan uji luff)
4. Sukrosa,maltosa,
dan amilum merupakan karbohidrat yang terdiri dari polimer yang dapat
dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana ( bereaksi positif pada
hidrolisa)
DAFTAR PUSTAKA
Anonym,1995.
Farmakope Indonesia Edisi IV. Depres
RI, Jakarta.
Arisman,2008.
Keracunan Makanan:Buku Ajar Ilmu Gizi. Buku
Kedokteran
EGC,
Jakarta.
Bogoriani,N.W.2008.
Isolasi dan Identifikasi Glikosida Steroid dari Daun Andong
(Coryline
terminalis kunth). Jurnal Kimia FMIPA. 2(1):
2-5
Glivery,
MC. dan Goldstein. 1996. Biokimia: Suatu
Pendekatan Fungsional.
Airlangga,
University Press
Handayani,
H., P.Siwi., dan N. Rokhati. 2013. Depolimerasi Kitosan dengan
Hidrolisa
Enzimatik menggunakan Enzim β-amilase. Jurnal
Teknologi Kimia dan Industri.2 (4) : 55-64
Hyman,
M. 2006. Ultra Metabolisme. PT.
Bentang Pustaka, Yogyakarta
Irawan,M.A.
2007. Aplikasi Karbohidrat. Jurnal Polton Sports Science and
Performance. 1(3):2
Keenan, C.W.,
Kleinfeiter,D.C., dan Wood,J.H. 1986. Kimia
Untuk Universitas
Edisi 6 jilid 2. Erlangga,
Jakarta
Kuchel,P.
Dan Ralston,G.B. 2006. Biochemistry:Schaum’s Easy Outlines.
Erlangga,
Jakarta
Roojen,P.V.
2010. Health Secret of Pepino. PT.
Elex Media Komputindo
Kelompok
Gramedia, Jakarta
Stryer,L.
1996. Biokimia volume 2. Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
Sumardjo,
D. 2009. Pengantar Kimia; Buku Paduan
Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program
Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Buku Kedokteran EGC,
Jakarta
Thenawijaya,M.
1990. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga,
Jakarta
Winarno,
F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia,
Jakarta
Yazid,
E. Dan Nursanti, L. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Mahasiswa
Analisis. Penerbit
Andi, Yogyakarta
Do you understand there is a 12 word phrase you can tell your partner... that will trigger deep emotions of love and instinctual attraction for you deep inside his heart?
BalasHapusBecause hidden in these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's instinct to love, admire and care for you with his entire heart...
12 Words Who Fuel A Man's Desire Instinct
This instinct is so built-in to a man's genetics that it will make him try harder than ever before to love and admire you.
Matter-of-fact, fueling this dominant instinct is so binding to achieving the best possible relationship with your man that the second you send your man a "Secret Signal"...
...You will soon find him open his soul and heart to you in such a way he haven't experienced before and he'll perceive you as the one and only woman in the galaxy who has ever truly fascinated him.