Jumat, 27 Februari 2015

Mekanisme Perubahan Warna Pada Bunglon

Nama  : Konstansius Liam Sulung
NPM    : 140801552
MatKul: Struktur Hewan (B)
Dosen  : Nelsiani Tobungan S.Pd.,M.Sc.
Fakultas Teknobiologi, Atma Jaya University Of Yogyakarta
Mekanisme Perubahan Warna pada Bunglon

Bunglon Surai
Kingdom          : Animalia
Filum               : Chordata
Class                : Reptilia
Ordo                : Sauria
Famili              :Agamidae
Genus              : Bronchocelia
Spesies             : B. Jubata
Perubahan warna pada bunglon disebut dengan Mimikri, Bunglon mengubah coraknya dalam jangkauan warna yang dimiliki pada spesiesnya yang telah berevolusi. Perubahan ini meliputi semua warna, mulai dari warna biru air laut hingga pink pucat. Bahkan, terkadang terdapat beberapa bunglon yang bisa berubah warna menjadi berpola garis-garis dan titik-titik. Perubahan warna pada beberapa spesies bunglon lain terbatas hanya pada warna-warna tertentu, seperti merah, kuning dan hijau.Menurut kepala Fakultas biologi University of Texas Jonathan A. Campbell dan peneliti herpetologi atau studi amfibi dan reptil. Kecepatan kadal mengubah warnanya juga beragam. Namun, perubahan warna ini berada di bawah kondisi yang tepat dan berlangsung selama beberapa detik, Terkadang, saat perubahan suhu di lingkungan terjadi dengan sangat lambat, perubahan warna pada bunglon juga akan makin lambat. Ada lebih dari 100 jenis bunglon. Sebagian besar perubahan dari coklat sampai hijau kembali. Sebuah perubahan dapat terjadi dalam 20 detik.
Mekanis perubahan warna itu sendiri pada bunglon terdapat dibagian otak yang bernama epitalamus, pada manusia bagian ini tidak berkembang saat terjadi perkembangan embrio dalam janin ibu. Epitalamus ini bermanfaat untuk menginformasikan adanya cahaya yang masuk. Epitalamus akan mengolah rangsang yang masuk kemudian menghantarkannya ke seluruh saraf tepi di seluruh permukaan kulit bunglon, untuk mengubah warna kulit. Perubahan warna kulit ini dibantu oleh hormon dan pigmen(zat warna pada kulit) untuk mengubah susunan pola warnanya sehingga terekspresikan sesuai dengan sinyal saraf yang diterimanya.
Hormon yang berperan dalam proses ini yaitu Melanocyte Stimulating Hormone (MSH) yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis tepatnya pada lobus intermedia. Hormone ini mempengaruhi perubahan warna kulit, dimana pada Reptil, Amphibi, dan Pisces berkembang baik sedang pada mamalia kurang berkembang. Untuk dapt memperlihatkan efek biologis, hormon harus berinteraksi dengan sel sasaran melalui reseptor khusus yang disebut reseptor hormon. Interaksi hormon ini biasabya terjadi melalui pembentukan kompleks hormone reseptor. Reseptor hormone pada sel sasaran biasanya berupa protein besar dengan bentuk tiga dimensi. Protein tersebut hanya akan berikatan dengan hormone tertentu yang sesuai dengan analognya yaitu senyawa yang mempunyai gugus fungsional sama dengan gugus fungsional hormone tersebut. Kurang lebih seperti itulah mekanisme aksi oleh suatu hormon.
Sebuah pigmen warna kuit yang disebut melanin juga membantu bunglon berubah warna. Melanin serat seperti sarang laba-laba dapat menyebar melalui lapisan sel pigmen. Kehadiran mereka menyebabkan kulit menjadi lebih gelap.Pada dasarnya, kulit bunglon terdiri dari sel-sel khusus yang memiliki warna atau pigmen di dalamnya. Sel-sel ini terletak di lapisan bawah kulit luar bunglon. Lapisan-lapisan ini berisi sel yang terkait erat satu sama lain yang disebut chromatophores. Lapisan ini memantulkan cahaya dan dipenuhi melamin pigmen alami. Lapisan atas chromatophores memiliki pigmen merah atau kuning, sedang lapisan bawah memiliki pigmen biru atau putih.
Perubahan warna pada bunglon berawal bari ketika mata bunglon menangkap warna lingkungan sekitarnya, kemudian cahaya ini disalurkan ke bagian epitalamus. Selanjutnya, epitalamus akan mengolah rangsang yang masuk lalu menghantarkannya ke seluruh saraf tepi di semua permukaan kulit bunglon dan chromatophore akan menangkap pesan dari otak tersebut. Dengan begitu, chromatophore akan membesar atau mengecil. Membesar atau mengecilnya chromatophore akan mengakibatkan pigmen-pigmen bercampur dan akan membentuk warna yang menyerupai lingkungan sekitarnya.Namun tidak hanya karena rangsang cahaya saja yang dapat merangsang bunglon untuk merubah warnanya, tetapi suhu tubuh, tingkat tekanan, dan perubahan suasana hati seperti terkejut, stress, takut, birahi biasanya juga diekspresikan dengan merubah warna kulitnya.

Karena faktor-faktor tersebut, sinyal neurotransmitter tertentu pada sel chromatophores akan berkontraksi dan akan menyebabkan warna kulitnya berubah.Ketika bunglon cokelat memutuskan untuk beristirahat di bawah sinar matahari. Otak bunglon memberitahu sel-sel kuning di kulit untuk menjadi lebih besar daripada sel biru di bawah ini. Tiba-tiba bunglon berubah menjadi hijau. Wana ini lebih terang sehingga membantu kulit memantulkan sinar matahari cerah. Dalam hal ini, berarti bunglon telah mendapat rangsang berupa cahaya. Sedangkan rangsang berupa suhu, misalnya ketika seekor bunglon dingin, akan berubah warna lebih gelap. Karena warna gelap menyerap panas lebih dari yang ringan. Namun dari beberapa faktor di atas, yang paling mungkin menyebabkan perubahan warna ialah suasana hati. Misalnya ketika bunglon sedang meras tenang, bisa saja warna yang nampak adalah warna hijau karena sel kuningnya tidak terlalu melebar sehingga masih bisa memantulkan sel biru dari bawahnya. Sementara pada bunglon yang marah bisa saja warna yang nampak adalah kuning, karena selnya melebar semua sehingga tidak menampakkan refleksi warna biru. Atau disaat bunglon merasa terancam , ia akan mengubah

Perbedaan Sel Prokariotik dan Eukariotik

Nama   : Konstansius Liam Sulung                                                                                     
NPM   : 140801552                                                                                                    
Mata Kuliah    : Biologi Sel, Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta


Perbedaaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik                                                   

NO
Sel Prokariotik
Sel Eukariotik
1
Tidak memiliki inti yang sebenarnya, materi inti tersebar dalam sitoplasma karena tidak mempunyai membrane inti
Memiliki nukleus yang sebenarnya karena materi inti dilingkupi oleh membrane inti
2
Memiliki DNA yang lebih sederhana, lebih sedikit mengandung pasangan basa nukleotida, berbentuk sirkuler
Memiliki DNA yang lebih kompleks, lebih banyak mengandung pasangan basa nukleotida, sehingga harus digulung pada protein histon (ada histonnya)
3
Hanya memiliki kromosom tunggal
Memiliki kromosom lebih dari 1 (satu)
4
Tidak memiliki intron, hanya ekson
Memiliki intron dan ekson
5
Memiliki operon
Tidak memiliki operon
6
Proses transkipsi dan translasi dapat terjadi secara simultan
Transkipsi terjadi di inti, dan translasi terjadi di sitoplasma. Keduanya tidak dapat berjalan secara bersamaan.
7
Proses transkipsi terjadi lebih sederhana
Transkipsi lebih rumit terjadi, dikarenakan akses RNA polymerase terhadap DNA lebih lama akibat DNA dikemas secara kompak dengan protein histon
8
Proses regulasi sintesis protein lebih sederhana
Proses regulasi sintesis proteinnya lebih kompleks
9
pembawa sifatnya terdapat pada molekul DNA
pembawa sifatnya tersusun dalam kromosom
10
Sel prokariotik tidak memiliki Mitokondria. Sebagai gantinya, mereka memiliki mesosom. Mesosom berfungsi sebagai tempat terjadinya respirasi sel sehingga dihasilkan energi yang akan digunakan untuk aktifitas di dalam sel
proses respirasi pada sel eukariotik terjadi pada mitokondria. Mesosom tidak terdapat di sel eukariotik
11
Ribosom pada sel prokariotik berukuran kecil dan tersebar di dalam sitoplasma
ribosom pada sel eukariotik berukuran lebih besar dan terdapat pada Retikulum Endolasma kasar
12
tidak memiliki organel seperti retikulum endoplasma, sentriol, lisosom, badan golgi, dan mitokondria
Memiliki semuanya
13
Bergerak menggunakan Flagela
Bergerak menggunakan Flagela,silia atau bergerak gerak seperti amoeba
14
Ukuran diliat dari diameternya sebesar 1-10 nm
Diliat dari ukuran diameternya sebesar 10- 100 nm
15
Tidak melakukan mitosis atau meosis
Melakukan mitosis dan meosis